Friday, August 24, 2007

Antibiotik!.. Siapa Takut?

Antibiotik? Siapa Takut?

Mungkin begitulah kira2 pikiran kebanyakan pasien Indonesia ketika diberi
resep
oleh dokternya ketika berobat...karena sudah seringnya diberi AB,
kita langsung aja meminumnya tanpa mempertanyakan dahulu apakah benar kita
perlu AB? Lalu kapan sih kita perlu dan kapan tidak? Summary ini membahas
dengan
singkat apa itu AB dan beberapa topik yang berhubungan.....

Apa itu AB?
AB ditemukan oleh Alexander Flemming pada tahun 1929 dan digunakan untuk
membunuh
bakteri secara langsung atau melemahkan bakteri sehingga kemudian
dapat dibunuh dengan sistem kekebalan tubuh kita. AB ada yang merupakan 1.
produk alami, 2. semi sintetik, berasal dari alam dibuat dengan beberapa
perubahan agar lebih kuat, mengurangi efek samping atau untuk memperluas
jenis bakteri yang dapat dibunuh, 3. full sintetik.

Jenis AB:
1. Narrow spectrum, berguna untuk membunuh jenis2 bakteri secara spesifik.
Mungkin kalau di militer bisa disamakan dengan sniper, menembak 1 target
dengan
tepat. AB yang tergolong narrow spectrum adalah ampicillin dan
amoxycilin
(augmentin, surpas, bactrim, septrim).
2. Broad spectrum, membunuh semua jenis bakteri didalam tubuh, atau bisa
disamakan
dengan bom nuklir. Dianjurkan untuk menghindari mengkonsumsi AB
jenis
ini, karena more toxic dan juga membunuh jenis bakteri lainnya yang
sangat berguna untuk tubuh kita. AB yang termasuk kategori ini adalah
cephalosporin
(cefspan, cefat, keflex, velosef, duricef, etc.).

Bakteri
Bakteri
berdasarkan sifat fisiknya dapat dibagi menjadi dua, yaitu gram
positif (+) dan gram negatif (-). Infeksi dibagian atas difragma (dada)
umumnya
disebabkan oleh bakteri gram (+) sedangkan infeksi dibagian bawah
difragma disebabkan oleh bakteri gram (-). Biasanya, infeksi yang
disebabkan
oleh gram (+) lebih mudah dilawan. Didalam tubuh kita banyak
sekali
terdapat bakteri, bahkan salah satu kandungan ASI adalah bakteri.
Jadi, sebenarnya, kebanyakan bakteri tidaklah "jahat". Manfaat bakteri
diusus
kita adalah:
1. bakteri mengubah apa yang kita makan menjadi nutrisi yang dibutuhkan
oleh tubuh.
2. memproduksi vitamin B & K.
3. memperbaiki sel dinding usus yang tua dan sudah rusak.
4. merangsang gerak usus sehingga kita tidak mudah muntah (konstipasi).
5. menghambat berkembang biaknya bakteri jahat dan secara tidak langsung
mencegah tubuh kita agar tidak terinfeksi bakteri jahat.

Sekarang kita tahu manfaatnya, jadi jangan lagi minum AB tanpa alasan yang
jelas
, karena hal ini akan membunuh bakteri yang baik tersebut.

Virus
Walaupun
sesama mikro-organisme, virus ukurannya jauh lebih kecil
dibandingkan dengan bakteri. Mereka berkembang biak dengan mengunakan sel
tubuh
kita, jadi virus akan mati bila berada diluar tubuh. Catatan
penting
: virus tidak dapat dibunuh oleh obat dan AB sama sekali tidak
bekerja terhadap virus. Virus hanya bisa dibasmi oleh sistem imun atau
daya
tahan tubuh kita, salah satunya adalah dengan demam. Demam merupakan
bagian
dari sistem daya tahan tubuh yang bermanfaat untuk membasmi virus,
karena virus tidak tahan dengan suhu tubuh yang tinggi. Jadi apabila
anak
/anda mengalami demam, sebaiknya tidak diobati apabila suhu tubuhnya
tidak terlalu tinggi. Untuk petunjuk lebih lanjut, buka e-mail terdahulu
yg
membahas demam.

When AB doesn't work?
Menurut penelitian, ada 3 kondisi yang umumnya diterapi dengan AB, yaitu
1
. Demam, 2. Radang tenggorokan, 3. Diare. Padahal, sebenarnya, penggunaan
AB
untuk kondisi diatas tidaklah tepat dan tidak berguna. Dibawah ini
petunjuk
kapan AB tidak bekerja:
1. Colds & Flu
2. Batuk atau bronchitis
3
. Radang tenggorokan
4
. Infeksi telinga. Tidak semua infeksi telinga membutuhkan AB.
5. Sinusitis. Pada umumnya tidak membutuhkan AB.

Penggunaan AB tidak pada tempatnya dan berlebihan tidak akan
menguntungkan
, bahkan merugikan dan membahayakan.

When do we need AB?
Dibawah merupakan beberapa jenis infeksi bakteri yang umumnya terjadi dan
membutuhkan
terapi AB:
1. Infeksi saluran kemih
2. Sebagian infeksi telinga tengah atau biasa disebut otitis media
3
. Sinusitis yang berat (berlangsung lebih dari minggu, sakit kepala,
pembengkakan
di daerah wajah)
4. Radang tenggorokan karena infeksi kuman streptokokus (umumnya menyerang
anak berusia 7 tahun atau lebih sedangkan pada anak usia 4 tahun hanya 15%
yang mengalami r adang tenggorokan karena kuman ini)

How do I know this is bacterial infection?
Untuk mengetahui apakah ada infeksi bakteri biasanya dengan melakukan
kultur
yang membutuhkan beberapa hari untuk observasi. Contohnya apabila
dicurigai
adanya infeksi saluran kemih, lab. mengambil sample urin dan
kemudian dikultur, setelah beberapa hari akan ketahuan bila ada infeksi
bakteri berikut jenisnya.

Efek Negatif AB
Dibawah
adalah efek samping yang dialami pemakai apabila mengkonsumsi AB;
1. Gangguan saluran cerna (diare, mual, muntah, mulas) merupakan efek
samping
yang paling sering terjadi.
2. Reaksi alergi. Mulai dari yang ringan seperti ruam, gatal sampai dengan
yang
berat seperti pembengkakan bibir/kelopak mata, gangguan nafas, dll.
3. Demam (drug fever). AB yang dapat menimbulkan demam bactrim, septrim,
sefalsporoin
& eritromisin.
4. Gangguan darah. Beberapa AB dapat mengganggu sumsum tulang, salah
satunya
kloramfenikol.
5. Kelainan hati. AB yang paling sering menimbulkan efek ini adalah obat
TB
seperti INH, rifampisin dan PZA (pirazinamid).
6. Gangguan fungsi ginjal. Golongan AB yang bisa menimbulkan efek ini
adalah
aminoglycoside (garamycine, gentamycin intravena),
Imipenem/Meropenem dan golongan Ciprofloxacin. Bagi penderita penyakit
ginjal
, harus hati2 mengkonsumsi AB.

Pemakaian AB tidak pada tempatnya dan berlebihan (irrational) juga dapat
menimbulkan
efek negatif yang lebih luas (long term), yaitu terhadap kita
dan lingkungan sekitar, contohnya:
1. Irrational use ini juga dapat membunuh kuman yang baik dan berguna
yang ada didalam tubuh kita. Sehingga tempat yang semula ditempati oleh
bakteri
baik ini akan diisi oleh bakteri jahat atau oleh jamur. Kondisi
ini
disebut juga sebagai "superinfection".

2. Pemberian AB yang berlebihan akan menyebabkan bakteri2 yang tidak
terbunuh
mengalami mutasi dan menjadi kuman yang resistance terhadap AB,
biasa disebut SUPERBUGS. Jadi jenis bakteri yang awalnya dapat diobati
dengan mudah dengan AB yang ringan, apabila ABnya digunakan dengan
irrational, maka bakteri tersebut mutasi dan menjadi kebal, sehingga
memerlukan jenis AB yang lebih kuat.
Bayangkan apabila bakteri ini menyebar ke lingkungan sekitar. Lama
kelamaan
, apabila pemakaian AB yang irrational ini terus berlanjut, maka
suatu saat akan tercipta kondisi dimana tidak ada lagi jenis AB yang dapat
membunuh bakteri yang terus menerus bermutasi ini. Hal ini akan membuat
kita
kembali ke zaman sebelum AB ditemukan, dimana infeksi yang
diakibatkan oleh bakteri ini tidak dapat diobati sehingga angka kematian
akan drastis melonjak naik.

Note: Semakin sering mengkonsumsi AB, semakin sering kita sakit. The less
you
consume AB, the less frequent you get sick.

Inappropriate AB Use
Berjuta2
resep ditulis yang mencantumkan AB untuk infeksi virus, padahal
kita semua tahu AB tidak berguna untuk memerangi virus. Ada 3 alasan
mengapa
apparopriate use of AB ini terjadi, yaitu:
1. Diagnostic uncertainty.
2. Time pressure.
3. Patient Demand."People don't want to miss work or they have a sick
child
who kept the family up all night and they're willing to try anyhing
that might work". It's easier for the physician to give AB than to explain
why
it might be better not to use it.

Benar, seringkali kitapun sebagai pasien juga berperan didalam AB
irrational
use ini. Sudah terbentuk persepsi didalam pasien Indonesia,
dimana
kita beranggapan bahwa kalau pulang dari kunjungan dokter itu harus
membawa resep. Malah akan aneh kalau kita tidak pulang dengan membawa
resep
. Hal ini justru mendorong dokter untuk meresepkan AB ketika tidak
diperlukan
. Sebaiknya sikap ini sedikit demi sedikit kita hilangkan.

How Can We Help?
1. Rubah sikap kita ketika berkunjung ke dokter dengan menanyakan; Apa
penyebab
penyakitnya? bukan apa obatnya.
2. Jangan sedikit2 minta dokter untuk meresepkan AB. Jangan mengkonsumsi
AB
untuk infeksi virus seperti flu/pilek, batuk atau radang tenggorokan.
Kalau merasa tidak nyaman akibat infeksi tsb. tanya dokter bagaimana cara
meringankan gejalanya, tetapi tidak dengan AB.
3. Tidak mempergunakan Desinfektan dirumah, cukup dengan air dan sabun.
Hanya diperlukan bila di rumah ada orang sakit dengan daya tahan tubuh
rendah
(pasca transplantasi, anak penyakit kronis, pemakaian steroid
jangka panjang, dll.).

Battle of the Bugs: Fighting AB Resistance
Masalah
bakteri yang kebal terhadap AB (AB resistance) ini telah menjadi
masalah global dan sudah sejak beberapa dekade terakhir dunia kedokteran
mencanangkan perang terhadap AB resistance ini.

Ada petunjuk yang dapat dilakukan untuk perihal pemakaian AB yang
rasional
, yaitu:
1. Kurangi pemakaian AB, jangan menggunakan AB untuk infeksi virus.
2. Gunakan AB hanya bila benar2 diperlukan dan mulailah dengan AB yang
ringan
atau narrow spectrum.
3. Untuk infeksi yang ringan (infeksi saluran nafas, telinga atau sinus)
yang
memang perlu AB, gunakan AB yang bekerja terhadap bakteri gram (+).
4. Untuk infeksi kuman yang berat (infeksi dibawah diafrgma, seperti
infeksi
ginjal/saluran kemih, apendisitis, tifus, prneumonia, meningitis
bakteri) pilih AB yang juga membunuh kuman gram (+).
5. Hindari pemakaian lebih dari satu AB, kecuali TBC atau infeksi berat di
rumah
sakit.
6. Hindarkan pemakaian salep AB, kecuali untuk infeksi mata.

Rule fo Thumb
Bila
anda memperoleh terapi AB, pertanyakanlah hal2 berikut:
1. Why do I need AB?
2. Apa yang dilakukan AB?
3. Apa efek sampingnya?
4. Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya efek samping?
5. Apakah AB harus diminum pada waktu tertentu, misalnya sebelum atau
sesudah
makan?
6. Bagaimana bila AB ini dimakan bersamaan dengan obat yang lain?
7. Beritahu pula bila anda mempunyai alergi terhadap suatu obat atau
makanan
, dll.

Final Message
Sebagai
konsumen kesehatan yang bertanggung jawab, sebaiknya kita juga
berperan aktif dengan cara menggali dan mempelajari pengetahuan dasar ilmu
kesehatan. Dengan begitu kita akan menjadi konsumen kesehatan yang smart
and
critical. So, semoga tulisan ini dapat menambah pengetahuan dasar ilmu
kesehatan
para pembaca.

Tulisan ini dibuat bukan untuk menentang pemakaian AB. Sebaliknya kita
harus
mengetahui bagaimana pemakaian AB yang benar dan tepat karena justru
AB yang irrational akan menyebabkan AB menjadi impotent atau kehilangan
manfaatnya. Antibiotics save lives, therefore we also have to save
Antibiotics
.

ditulis Dr. Purnamawati Sp A, seorang dokter spesialis anak dan pengasuh
milis kesehatan

No comments: